Semua Label
  • Semua Label
  • BUMN
  • D3/S1
  • Erek Erek
  • Fresh Graduate
  • Gaji & Tunjangan
  • Keuangan
  • Magang
  • Manufaktur
  • Perbankan
  • Pertambangan
  • SMA/SMK
  • Tips Karir

12 Tips Tes Administrasi Pendaftaran Kerja Biar Lolos Verifikasi

Tips Tes Administrasi Pendaftaran Kerja Biar Lolos Verifikasi
Tips Tes Administrasi Pendaftaran Kerja Biar Lolos Verifikasi

Jobloker.co.id, Tips Karir -- Bagaimana cara biar lamaran nggak cuma jadi arsip abadi di fFolder HRD? Kalau melamar kerja itu ibarat ikut audisi, tes administrasi adalah tahap “penyisihan” sebelum kamu bisa tampil di babak utama.

Sayangnya, banyak pelamar gagal di sini bukan karena nggak punya skill, tapi karena dokumen mereka bikin HRD geleng-geleng kepala sambil ngomel dalam hati: "Ini orang mau kerja beneran atau ngelawak?"

Nah, supaya lamaran kamu nggak langsung terjun bebas ke folder Rejected, mari kita bahas tips tes administrasi pendaftaran kerja biar lolos verifikasi. Tenang, saya kasih dengan gaya yang nggak bikin kening berkerut, tapi tetap sesuai fakta di lapangan.

1. Pahami Dulu Apa Itu Tes Administrasi (Biar Nggak Ngawang)

Sebelum ngomongin tips, kita lurusin dulu: tes administrasi itu apa sih?

Secara sederhana, tes administrasi adalah proses pengecekan awal oleh HRD untuk memastikan data, dokumen, dan persyaratan yang kamu kirim sudah sesuai kualifikasi lowongan.
Ini termasuk memeriksa:

  • Apakah umur kamu sesuai batas minimal/maksimal?
  • Apakah pendidikan kamu sesuai?
  • Apakah berkas yang diminta lengkap dan rapi?
  • Apakah format file sesuai ketentuan?

Kalau ibarat dunia percintaan, ini tahap screening awal.

HRD belum lihat penampilan kamu langsung, tapi mereka udah ngecek “CV dan profil” kamu dari jauh. Kalau cocok, lanjut PDKT (read: interview). Kalau nggak cocok… ya maaf, hubungan kita cukup sampai sini.

2. Lengkapi Dokumen Sesuai Permintaan (Jangan Kreatif Dulu)

Banyak orang gagal di sini karena terlalu “kreatif”. Contoh:

Lowongan minta CV + Surat Lamaran + Fotokopi Ijazah, eh yang dikirim cuma CV doang.
Atau minta foto terbaru formal, malah kirim foto selfie pakai filter kucing.

Tipsnya:

  • Baca pengumuman lowongan dengan detail. Jangan cuma lihat judul, tapi baca sampai keterangan terakhir.
  • Checklist dokumen yang diminta. Kalau lowongan minta “scan KTP, NPWP, SKCK”, ya kirim semua itu. Jangan sampai ada yang ketinggalan.
  • Gunakan format file sesuai ketentuan. Kalau diminta PDF, jangan kirim Word atau JPEG.

Catatan: Banyak HRD langsung skip berkas yang nggak sesuai format. Jadi jangan remehkan hal kecil ini.

3. CV: Singkat, Padat, Tepat Sasaran

CV adalah senjata utama kamu. Tapi ingat, senjata yang bagus itu tepat guna, bukan sekadar banyak peluru. CV 10 halaman yang isinya semua riwayat sejak lomba mewarnai TK itu nggak akan bikin HRD terkesan.

Tips bikin CV lolos verifikasi:

  • Satu sampai dua halaman saja (idealnya).
  • Gunakan layout rapi: ada bagian data pribadi, pendidikan, pengalaman kerja, skill, dan prestasi.
  • Gunakan bahasa profesional, jangan campur slang.
  • Untuk fresh graduate, soroti skill, magang, dan organisasi.
  • Untuk yang sudah berpengalaman, soroti pencapaian kerja.

Hindari: Font terlalu kecil, warna ngejreng kayak spanduk diskon, atau desain yang bikin pusing mata.

4. Surat Lamaran Jangan Copy-Paste Buta

Banyak pelamar yang cuma copas template surat lamaran dari internet, ganti nama dan posisi, lalu kirim. Padahal HRD bisa banget membedakan surat lamaran tulus dan surat lamaran “asal kirim”.

Trik biar surat lamaran kamu beda:

  • Sebutkan posisi dan perusahaan dengan benar (jangan sampai salah nama perusahaan, ini fatal).
  • Tunjukkan alasan singkat kenapa kamu cocok di posisi itu.
  • Gunakan bahasa formal tapi nggak kaku.

Contoh kalimat pembuka yang oke:

Dengan ini saya mengajukan lamaran kerja untuk posisi Admin Data di PT Maju Mundur. Dengan pengalaman saya dalam pengelolaan data selama dua tahun, saya percaya dapat berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi tim administrasi perusahaan.

5. Perhatikan Foto yang Kamu Kirim

Foto dalam lamaran kerja itu ibarat first impression. Jangan sampai HRD mikir: “Ini foto lamaran kerja atau foto buat Tinder?”

Tips foto untuk lamaran:

  • Pakaian formal (kemeja atau blazer).
  • Background polos.
  • Ekspresi ramah, nggak harus kaku banget tapi hindari selfie alay.
  • Foto terbaru (jangan foto lima tahun lalu saat kamu masih gondrong atau rambut pirang).

6. Periksa Kembali Data Pribadi

Ini sepele tapi sering bikin berkas ditolak: data pribadi salah atau nggak lengkap.

Yang harus dicek:

  • Nama lengkap sesuai KTP.
  • Alamat yang jelas (lengkap dengan RT/RW kalau diminta).
  • Nomor HP aktif (bukan nomor mantan).
  • Email profesional (hindari email seperti si_cantik_manja88@gmail.com).
  • Tanggal lahir sesuai persyaratan umur lowongan.

7. Gunakan Email & Nama File Profesional

Banyak pelamar kirim berkas dengan nama file cv_fix_terbaru_baru_bgt_2023.pdf. HRD bisa langsung tepok jidat.

Gunakan format file profesional seperti:

  • CV_NamaLengkap_Posisi.pdf
  • SuratLamaran_NamaLengkap.pdf

Begitu juga dengan alamat email. Kalau masih pakai anakgaul_tobat@yahoo.com, sebaiknya bikin email baru yang profesional.

8. Kirim Lamaran di Waktu yang Tepat

Percaya atau nggak, waktu mengirim lamaran itu bisa pengaruh. Kalau kamu kirim jam 2 pagi, ada kemungkinan email kamu tenggelam di tumpukan lamaran lain saat HRD mulai kerja jam 9 pagi.

Saran waktu kirim:

  • Jam kerja (08.00–17.00) pada hari kerja.
  • Hindari mengirim pas akhir pekan, kecuali memang deadline-nya saat itu.

9. Ikuti Semua Petunjuk dengan Taat

Banyak lowongan memberikan petunjuk seperti:

“Tuliskan kode posisi di subjek email.”
“Gabungkan semua dokumen dalam satu file PDF.”
“Kirim via form yang disediakan.”

Kalau kamu nggak ikuti instruksi ini, HRD bisa menganggap kamu tidak teliti. Padahal ketelitian adalah poin plus di dunia kerja.

10. Jangan Bohong di Dokumen

Percuma kamu lolos administrasi kalau nanti ketahuan memalsukan data. Contoh:

  • Mengaku punya sertifikat yang ternyata palsu.
  • Mengaku pengalaman kerja 3 tahun padahal cuma 6 bulan.

HRD punya cara untuk memverifikasi ini, mulai dari cek referensi sampai nge-stalk LinkedIn. Kalau ketahuan bohong, reputasi kamu bisa rusak.

11. Simpan Bukti Pengiriman Lamaran

Kadang, perusahaan melakukan verifikasi dengan menghubungi pelamar. Kalau mereka bilang “kami nggak menerima lamaran kamu”, kamu bisa buktikan dengan screenshot atau bukti email terkirim.

Jadi,

Ini akan menjadi sangat penting ketika hal semacam itu terjadi! Nah, untungnya kamu sudah antisipasi dengan menyimpan bukti pengiriman berkas lamaran tersebut.

Dengan begitu, tak ada alasan bagi staff HRD untuk mengabaikan dokumen lamaran yang sudah terkirim tersebut karena kamu masih memegang bukti kirimnya.

12. Sabar Menunggu, Tapi Tetap Cari Alternatif

Setelah kirim lamaran, jangan cuma rebahan nunggu telepon HRD. Proses verifikasi administrasi bisa makan waktu beberapa hari sampai minggu.

Sambil menunggu, kirim lamaran ke perusahaan lain juga. Jangan taruh semua harapan di satu lowongan.

Kamu bisa mencari alternatif lowongan kerja lainnya, dan hal ini akan menjadi sangat bermanfaat ketika kamu tidak lolos pada lowongan kerja yang sudah melakukan interview kerja.

Kamu sudah punya 'plan B' nya!

Kesimpulan

Tes administrasi pendaftaran kerja itu bukan tahap untuk “menakut-nakuti” pelamar, tapi filter awal supaya perusahaan bisa menilai siapa yang layak lanjut ke tahap berikutnya. Kalau kamu mau lolos, kuncinya:

  1. Lengkapi dokumen sesuai permintaan.
  2. Gunakan format profesional.
  3. Perhatikan detail kecil seperti nama file, email, dan foto.
  4. Jangan bohong, dan selalu teliti.

Ingat, HRD itu manusia, bukan robot. Mereka menghargai pelamar yang rapi, jelas, dan patuh pada instruksi. Jadi, kalau kamu sudah lolos tahap administrasi, itu artinya kamu sudah 1 langkah lebih dekat ke kursi kerja impian.

Semog informasi ini bermanfaat ya ~

DISCLAIMER!! Seluruh informasi lowongan kerja yang ditampilkan di situs ini disediakan semata-mata sebagai bahan referensi. Kami tidak memiliki keterkaitan atau kerja sama resmi dengan instansi atau perusahaan penyedia lowongan tersebut. Untuk memastikan keakuratan informasi, kami sangat menyarankan agar pembaca melakukan verifikasi langsung melalui situs resmi atau kanal komunikasi resmi instansi terkait.

Informasi mengenai gaji, kualifikasi, deskripsi pekerjaan, dan tunjangan yang tercantum bersifat estimatif dan dapat berbeda dari informasi sebenarnya.

Waspadai penipuan! Proses rekrutmen resmi tidak memungut biaya apapun. Jika ada pihak yang mengatasnamakan instansi tertentu dan meminta pembayaran dalam bentuk apapun, harap berhati-hati dan segera lakukan pengecekan lebih lanjut.

Kami menegaskan bahwa situs ini tidak pernah meminta biaya kepada pengguna untuk mengakses informasi lowongan kerja yang tersedia.

Posting Komentar