Semua Label
  • Semua Label
  • BUMN
  • D3/S1
  • Erek Erek
  • Fresh Graduate
  • Gaji & Tunjangan
  • Keuangan
  • Magang
  • Manufaktur
  • Perbankan
  • Pertambangan
  • SMA/SMK
  • Tips Karir

Tips Menjawab Pertanyaan “Kelemahan Kamu Apa” Tanpa Ngerugiin Diri

Tips Menjawab Pertanyaan “Kelemahan Kamu Apa”
Tips Menjawab Pertanyaan “Kelemahan Kamu Apa”

Jobloker.co.id, Tips Karir -- Kalau ada satu pertanyaan interview kerja yang bisa bikin kita tiba-tiba jadi anak IPA ngomong di depan kelas seni, itu adalah: “Kelemahan kamu apa?”

Iya, ini pertanyaan HRD yang kelihatannya sepele, tapi salah jawab bisa jadi bumerang. Jawaban terlalu jujur? Bisa langsung gugur sebelum tandatangan kontrak. Jawaban terlalu “aman”? HRD bisa mikir, “Wah, nih anak kayaknya cuma manis di bibir.”

Di artikel ini, kita bakal kupas habis cara menjawab pertanyaan kelemahan yang bikin HRD mangut-mangut setuju, tapi kamu tetap aman dan nggak “menjual kelemahan” secara gratis.

Santai aja, bahasanya nyeleneh tapi tetap di jalur fakta.

Kenapa HRD Suka Tanya Kelemahan? Apa Cuma Biar Kita Malu?

Ternyata nggak. Pertanyaan ini bukan semata-mata biar mereka bisa ketawa sambil cerita di pantry:

“Eh, tadi ada kandidat bilang kelemahannya suka ketiduran pas meeting, wkwk.”

Ada tiga alasan utama kenapa pertanyaan ini wajib keluar di interview:

1. Ngukur Kejujuran

Mereka mau tahu apakah kamu bisa ngaku kalau nggak sempurna. Semua orang punya kekurangan, kecuali main di film superhero Marvel.

2. Ngeliat Kesadaran Diri

Orang yang paham kelemahan dirinya biasanya juga tahu cara memperbaikinya. Itu artinya kamu punya self-awareness.

3. Uji Strategi Problem-Solving

HRD mau lihat: kamu diem aja sama kelemahan itu, atau kamu punya rencana buat mengatasinya?

Kesalahan Fatal Saat Menjawab

Sebelum ngomongin tips, kita obrolin dulu hal-hal yang sering bikin pelamar “auto gagal” di pertanyaan ini.

1. Jujur Polos Tanpa Filter

Contoh:

“Kelemahan saya, gampang banget bosen sama kerjaan.”

Masalahnya, kalau posisi yang kamu lamar itu kerjaan repetitif, HRD langsung coret namamu.

2. Pakai Jawaban Klise yang Udah Basi

“Kelemahan saya, terlalu perfeksionis.”

HRD udah denger ini ribuan kali, bahkan mungkin lebih sering daripada dengerin alarm bangun tidur. Kedengerannya kayak kamu nggak nyiapin jawaban serius.

3. Ngasih Kelemahan yang Nggak Relevan

“Kelemahan saya nggak bisa nyanyi.”

Oke… dan? Kecuali kamu ngelamar jadi penyanyi wedding, ini nggak ada hubungannya.

4. Ngasih Kelemahan Tanpa Solusi

“Kelemahan saya susah bangun pagi.”
[diam…]

Kalau nggak ada lanjutannya, itu cuma bikin HRD mikir kamu bakal telat tiap hari.

Formula Jawaban Aman & Pintar

Nah, ini rahasia yang jarang dibocorin. Ada formula sederhana supaya kelemahan kamu terdengar manusiawi, tapi tetap menunjukkan sisi positif.

Formula: Kelemahan + Konteks + Upaya Perbaikan

Contoh formatnya:

Kelemahan: Sebutkan hal yang memang kelemahan tapi masih bisa ditoleransi.
Konteks: Ceritakan situasi yang bikin kelemahan itu muncul.
Upaya Perbaikan: Jelaskan langkah yang kamu ambil untuk mengatasinya.

Contoh Jawaban yang Cakep

1. Kelemahan: Kurang Percaya Diri Saat Presentasi

“Saya cenderung gugup saat presentasi di depan banyak orang, apalagi kalau audiens-nya senior. Tapi sejak kuliah, saya mulai latihan ikut organisasi dan ambil peran presentasi kecil-kecilan. Sekarang, walau masih deg-degan, saya sudah bisa menyampaikan materi dengan lancar.”

Kenapa Aman:

  • Kelemahan nyata (nggak terlalu muluk).
  • Ada bukti perbaikan.
  • Nunjukin kemauan berkembang.

2. Kelemahan: Terlalu Fokus pada Detail

“Saya sering menghabiskan waktu lama untuk memastikan pekerjaan rapi dan detailnya tepat. Kadang itu bikin saya ketinggalan timeline. Tapi sekarang, saya belajar bikin prioritas dan pakai checklist supaya tetap teliti tapi nggak kebablasan.”

Kenapa Aman:

  • Awalnya kelemahan, tapi diolah jadi kekuatan.
  • Menunjukkan kamu punya kesadaran waktu.

3. Kelemahan: Sulit Menolak Permintaan

“Saya dulu sulit menolak permintaan bantuan, bahkan kalau pekerjaan saya sendiri lagi numpuk. Akhirnya, saya belajar untuk menetapkan prioritas dan mengkomunikasikan jadwal saya dengan jelas, supaya tetap bisa membantu tanpa mengorbankan pekerjaan utama.”

Kenapa Aman:

  • Menunjukkan empati.
  • Ada langkah konkret mengatasi.

Trik Psikologis Biar HRD Suka Jawaban Kamu

Pakai Bahasa Positif

Jangan bilang, “Saya payah banget…” tapi ganti dengan “Saya sedang belajar…” atau “Saya sedang berusaha memperbaiki…”.

1. Jangan Ngomong Lebih dari Satu Kelemahan Besar

Fokus satu saja. Kalau banyak, HRD bisa mikir, “Waduh, ini orang daftar kerja atau daftar kelas terapi?”

2. Pilih Kelemahan yang Nggak Merusak Pekerjaan Inti

Kalau lamar jadi akuntan, jangan bilang kelemahan kamu adalah “nggak teliti angka”.

3. Gunakan Storytelling Singkat

Cerita singkat bikin jawaban lebih hidup, nggak kayak baca CV.

Contoh Jawaban Berdasarkan Profesi

Biar gampang, ini beberapa contoh kelemahan aman berdasarkan bidang kerja.

1. Bidang Admin

“Saya dulu sering menunda mengarsipkan dokumen kecil karena fokus ke pekerjaan besar. Tapi sekarang saya pakai jadwal harian supaya semua dokumen tetap rapi tepat waktu.”

2. Bidang Marketing

“Saya agak sulit mengatur waktu saat banyak kampanye berjalan bersamaan. Tapi saya mulai pakai aplikasi manajemen proyek, dan itu membantu saya lebih terstruktur.”

3. Bidang Customer Service

“Saya kadang terlalu berusaha menyenangkan pelanggan sampai lupa batas waktu. Sekarang saya pakai skrip dan batasan waktu per kasus supaya lebih efisien.”

Kesimpulan

Pertanyaan “Kelemahan kamu apa?” bukan jebakan Batman, tapi ujian kecil dari HRD untuk lihat:

  • Kamu kenal diri sendiri?
  • Kamu mau berkembang?
  • Kamu cocok sama budaya kerja mereka?

Jadi, jawab dengan jujur tapi dikemas positif. Ingat, yang dinilai bukan kelemahan kamu aja, tapi juga cara kamu menghadapi kelemahan itu.

Coba beberapa tips yang sudah admin jelaskan pada beberapa poin diatas, itu bisa menjadi panduan kamu agar kamu lebih siap ketika akan menjalani interview kerja.

Semoga cara ini bisa bermanfaat untuk kamu ya ~

DISCLAIMER!! Seluruh informasi lowongan kerja yang ditampilkan di situs ini disediakan semata-mata sebagai bahan referensi. Kami tidak memiliki keterkaitan atau kerja sama resmi dengan instansi atau perusahaan penyedia lowongan tersebut. Untuk memastikan keakuratan informasi, kami sangat menyarankan agar pembaca melakukan verifikasi langsung melalui situs resmi atau kanal komunikasi resmi instansi terkait.

Informasi mengenai gaji, kualifikasi, deskripsi pekerjaan, dan tunjangan yang tercantum bersifat estimatif dan dapat berbeda dari informasi sebenarnya.

Waspadai penipuan! Proses rekrutmen resmi tidak memungut biaya apapun. Jika ada pihak yang mengatasnamakan instansi tertentu dan meminta pembayaran dalam bentuk apapun, harap berhati-hati dan segera lakukan pengecekan lebih lanjut.

Kami menegaskan bahwa situs ini tidak pernah meminta biaya kepada pengguna untuk mengakses informasi lowongan kerja yang tersedia.

Posting Komentar